Tutorial LTKK Mekanisme Reaksi Kompleks (2020)

Kompleks labil pada reaksi substitusi ligan mengalami substitusi ligan dengan cepat, kuantifikasi waktu paruhnya kurang dari 1 menit. Tingkat kelabilan kompleks dipengaruhi oleh keadaan inner dan keseluruhan kompleks semakin labil dengan peningkatan waktu tinggal.

Konfigurasi elektron di orbital mempengaruhi labilitas kompleks. Molekul air pada ion genetik mengakibatkan kestabilan atau ketidakstabilan kompleks. Perbandingan antara berbagai kompleks membantu mengidentifikasi tingkat kelabilan.

Ada dua mekanisme reaksi substitusi, yaitu disosiatif dan asosiatif. Kedua mekanisme ini dipengaruhi oleh konsentrasi kompleks awal dan gugus masuk. Faktor lain seperti pelarut juga berperan dalam menentukan mekanisme substitusi.

Pelarut dapat mempengaruhi mekanisme substitusi pada kompleks. Perbedaan parameter seperti tetapan laju menunjukkan pengaruh pelarut terhadap mekanisme substitusi pada segiempat datar. Konsentrasi dan jenis pelarut memiliki dampak signifikan.

Interaksi antara ligand dalam kompleks dapat mempengaruhi hasil substitusi. Kemampuan ligand sebagai donor atau akseptor elektron mempengaruhi stabilitas kompleks dan keadaan transisi. Ligand dengan kemampuan akseptor yang baik, seperti CN dan CO, dapat meningkatkan stabilitas kompleks.

Plek logam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efek transisi. CEO memiliki efek yang lebih besar karena memiliki kemampuan donasi elektron. Gugus lepasnya memengaruhi kekuatan ikatan dengan kompleksnya. Pelarut yang nonpolar memiliki laju yang lebih cepat dalam reaksi kompleks. Kompleks segiempat planar dipengaruhi oleh solvent, dengan pelarut yang bisa donasi elektron memengaruhi laju reaksi. Proses transpor elektron terjadi dalam mekanisme transfer elektron dan dipengaruhi oleh karakteristik ligan.

Pada kompleks tokohedral, terdapat subtitusi yang melibatkan kemampuan ligan berbeda untuk membentuk kompleks baru. Proses subtitusi ini mencakup tahap-tahap yang mempengaruhi laju reaksi, tergantung pada konsentrasi zat antara. Kompleks segiempat planar dan segi empat piramida dapat terbentuk dalam proses subtitusi.

Mekanisme transfer elektron dalam reaksi kompleks oktahedral melibatkan pembentukan ligan jembatan dan penggunaan isotop untuk pemantauan transfer elektron. Ligan dengan kemampuan transfer elektron yang tinggi memengaruhi laju reaksi. Tahap transfer elektron dapat berbeda tergantung pada kemampuan deprotonasi ligan.

Discusses the process of electron transfer and the factors that influence it such as bond length and energy loss during transfer.

Introduces the concept of ion excitation state and how it affects bond lengths and electron transfer processes.

Explains how adjusting bond lengths between ions affects electron transfer processes and the formation of new complex states.

Compares bond lengths and energy activation levels between different ion complexes and their influence on electron transfer rates.

Describes the process of ion complex excitation and how it leads to changes in bond lengths and electron transfer processes.

Discusses the impact of ligands, such as fenantrolin, on electron transfer rates by promoting electron movement within complexes.

Explains how positively charged cations facilitate electron transfer within ion complexes and the factors that affect the speed of transfer.

Highlights the role of charge balance in complexes and how it affects electron transfer rates between different groups of ions.

Explores the mechanism of electron transfer reactions, including the initial excitation state and the balance between reaction rate constants.

Discusses the calculation of reaction rate constants using experimental data and the determination of suitable values for electron transfer reactions.